AUTOBIOGRAFI
Pada tahun 1996, hari Senin 01 April tepat pukul 10.20 pagi di rumah sakit umum Abdul Moeloek kota Bandar Lampung lahirlah seorang bayi berjenis kelamin laki-laki, bayi yang kecil dan mungil, dan bayi tersebut di beri nama Alfiansyah, dia adalah anak yang cukup dinanti-nantikan oleh orang tuanya karna ia merupakan anak kedua dari pasangan suami-istri Amrozi dan Kamsyiah AR.
Ayah penulis bernama Amrozi, beliau dilahirkan di Liwa pada tanggal 08 September 1957 dan merupakan putra dari pasangan suami istri Abdul Ghani dan Rohana. Beliau bekerja di TU Fakultas Ekonomi UNILA.
Sedangkan Ibunda penulis bernama Kamsyiah AR, A.Ma. yang lahir di Menggala pada tanggal 17 Juli 1953. Beliau bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil yaitu: Guru Agama Islam, tempat bekerja di SDN. 2 Kampung Baru, Kec. Kedaton, Bandar Lampung. Beliau dikenal sebagai wanita yang ramah, baik hati, dan suka menolong orang lain (dermawan).
Ia terkenal dengan orang yang suka memotivasi tentang pendidikan. Baginya pendidikan itu sangat penting dan merupakan modal dasar di dalam hidup. Ia lebih mengutamakan pendidikan dibandingkan harta.
Kata alfi diambil dari bahasa arab yang berarti seribu, sedangkan syah berarti kebaikan. Sehingga kedua orang tuanya sangat berharap ia akan tumbuh menjadi seorang anak yang sholeh dan barokah, berbakti kepada kedua orang tua, agama, bangsa dan negara. Juga dapat menjadi anak yang cerdas, dermawan, dan berjiwa sosial serta dapat membahagiakan kedua orang tuanya kelak.
Pada saat bayi ia sangat lucu dan tidak rewel seperti anak-anak pada umumnya. Sejak usia 1 tahun ia tumbuh sehat dan cerdas, ia sudah bisa berbicara lancar dan jelas tanpa cadel, menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar seperti halnya orang dewasa.
Foto Penulis ketika berumur 1,5 tahun.
Sejak bayi, ia sangat lincah dan cerdas. Ia sudah makan, minum, dan dididik sejak usia satu tahun hingga sekarang sehingga ayuknya sangat dekat dengannya. Pada usia satu tahun, ia dikhitan dan sudah bisa berjalan dan berlari, serta dapat berkomunikasi secara lancar terhadap orang dewasa. Ia sangat lincah dan setiap orang yang melihatnya sangat senang dan sayang padanya. Ia selalu diajak jalan-jalan oleh ayuknya kemanapun ayuknya pergi. Baik ke masjid, kampus, mall, pasar, ke rumah saudara, ke laut, dan lain-lain.
Ia mempunyai satu ayuk yang sangat menyayanginya dan mempunyai satu kakak laki-laki.
Ayuknya bernama Reni Usman S.E. dikenal dengan nama panggilan Reni, namun penulis memanggilnya dengan panggilan ayuk yaitu Susi.
Ia dilahirkan di Gunung Tapa pada tanggal 19 September 1976. Ia merupakan alumni dari SMAN 2 Bandar Lampung tahun 1993 dan melanjutkan ke perguruan tinggi di STIE Lampung mengambil jurusan Akuntansi dan mendapat wisudawan terbaik I.
Kemudian mengambil kuliah AKTA IV di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.
Kakak laki-laki penulis bernama Ahmad Marzuki, yang lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 19 Desember 1990.
Penulis memulai pendidikan formal di pada usia 5 tahun, tempat pendidikan yaitu di TK. Al-kautsar Bandar Lampung tahun ajaran 2001/2002. Penulis ditempatkan di kelas B3 dengan guru kelas Ibu May Murni dan Sazana Wari atau biasa dipanggil dengan Ibu May dan Ibu Wari. Di kelas B3 ia bertemu dengan 46 teman-teman baru yang bernama Nadia, Lisa, Ajeng, Ayu, Annisa, Prima, Uun, Danti, Lis, Indah, Rosi, Tiara, Pipit, Nurul, Salsabila, Annisa, Gustiara, Yudit, Rifky Irawan, Bayu, Deri, Iffataqial, Vivin, Ziah, Diah, Aras, Putri, Dilla, Fahmi, Ariyan, Nando, Ariyuda, Yadi, Danu, Abi, Habib, Alpin, Rikiya, Adam, Rega, Rizky, Picesa, Rico, Andre, Fahri, dan Baron. Pada masa pendidikan di TK, penulis diantar jemput oleh orangtuanya, Di kelas, ia diajarkan menggambar, menulis, mewarnai, berhitung, serta bermain. Hal yang paling disukai penulis ketika sewaktu taman kanak-kanak ialah bermain skuter. Ia sangat senang bermain balapan skuter bersama teman-temannya.
Selain permainan skuter Taman kanak-kanak Al-kautsar juga memiliki berbagai macam permainan lain, seperti perosotan, ayunan, terowongan ban, dan lain-lain. Serta terdapat binatang peliharaan di kandang belakang, seperti Kadal, Biawak, Ular dan Elang.
Akan tetapi mereka tidak berbahaya karena mereka diletakkan di dalam kandang yang dipagari oleh pagar besi. Setiap hari, hewan-hewan tersebut diberi makan oleh penjaga kebun yang bernama om Jam. Selain memberi makan binatang, om Jam juga penjaga gudang skuter. Jadi, jika gudang skuter terkunci, kami biasa emanggil om Jam untuk membukakan pintu gudangnya. Selain memiliki fasilitas yang cukup baik, Taman Kanak-kanak Al-kautsar juga mengajarkan kepada muridnya untuk menabung.
Pada setiap akhir pekan murid-murid TK Alkautsar dianjurkan menyisihkan sebagian uang jajannya untuk ditabung. Dan seminggu sekali Taman kanak-kanak Al-kautsar juga memberi makanan kepada murid-muridnya. Makanannya cukup lezat yaitu nasi diberikan sambal telur puyuh dan diberikan sayur sop ayam Hmm.. lezaat. Dan di bulan suci Ramadhan Taman kanak-kanak Al-kautsar mengadakan lomba Adzan dan lomba membaca Doa. Lomba ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah lomba selesai, para murid Taman kanak-kanak Al-kautsar menanti pengumuman pemenangnya, dan alhamdulillah nama penulis diumumkan sebagai juara I lomba Adzan dan juara I lomba Membaca Doa.
Selain mengikuti lomba adzan, penulis juga mengikuti kegiatan drumband. Pada akhir semester, murid-murid B3 TK Al-kautsar diberi tugas menulis halus kasar satu buku menirukan Huruf Abjad. Pada awalnya penulis merasa bingung untuk menyelesaikan tugasnya. Akan tetapi dengan bimbingan dari kedua orang tuanya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Masa SD
Satu tahun telah di jalani sang penulis bersama teman-teman TK nya, sang penulis, akhirnya sang penulis masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya yaitu Sekolah Dasar. Pada umur 6 tahun Penulis di daftarkan di sebuah sekolah dasar swasta yang bernama SD Al-kautsar. Kedua orang tua penulis yang mendaftarkanya, tujuannya agar bisa menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari agar bisa menjadi anak yang bertakwa kepada Allah AWT.
Pada kelas I, penulis ditempatkan di kelas IG dengan wali kelas bernama Ibu Wisdarita. Beliau adalah guru bahasa lampung yang baik dan ramah. Pada saat kelas I, penulis bertemu dengan teman teman yang baru. Suasana di Sekolah Dasar sangat berbeda dengan di Taman kanak-kanak, tidak ada ayunan, perosotan, dan permainan sebagainya. Pada saat itu, penulis mulai belajar berbagai macam mata pelajaran seperti, Matematika, Bahasa Indonesia, PPKn, IPA, IPS, Agama, Kesenian, dan Olahraga. Pada awalnya, Pada saat akhir semester I & II, penulis berhasil menduduki peringkat pertama di kelasnya.
Pada saat kelas II, penulis masuk di kelas IIG. Di kelas II G, Ia belajar bersama teman-temannya dari IG. Pada akhir semester I, penulis masih mempertahankan prestasinya, sehingga ia mendapatkan keringanan bebas biaya SPP.
Pada saat kelas III, penulis ditempatkan di kelas III G bersama temannya dari kelas IIG. Ia duduk dengan temannya yang bernama Billy Hasnan D.
Di kelas ini penulis mengikuti les dengan wali kelasnya yang bernama Ibu Ana. Akan tetapi, Ia mengalami sedikit kemunduran dalam pelajarannya sehingga pada akhir semester, ia memperoleh peringkat empat.
Memasuki kelas IV, penulis ditempatkan di kelas IV G di ruang yang berbeda dari sebelumnya dengan wali kelas pak Supriyo atau sering dipanggil dengan sebutan pak Priyo. Beliau bertubuh agak gemuk dan berkulit sawo matang. Pada saat ingin pulang sekolah, ia sering memberikan soal-soal tanya jawab, dan siapa yang dapat menjawab soal akan diberikan izin untuk pulang lebih dulu, serta diberi hadiah berupa bakso. Beliau juga sering memberi bakso kepada murid-muridnya yang memperoleh nilai ulangan tertinggi. Tujuannya agar para murid lebih termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.
Dan akhirnya sampai kepada akhir semester genap, itulah saatnya penulis naik kelas menjadi kelas V. Pada kelas V, penulis ditempatkan di kelas V G, dengan wali kelas Pak Yani. Pak yani merupakan guru yang tegas dan bijaksana terhadap murid-muridnya.
Ia akan memberikan hukuman bagi siapa saja yang melanggar aturan sekolah, baik murid dari kelasnya sendiri, maupun dari kelas lain. Oleh karena itu, ia merupakan guru yang disegani oleh murid-murid di SD Al-kautsar. Selain tegas, ia juga suka memberikan hadiah berupa uang kepada murid-muridnya yang mendapat nilai tertinggi di kelas. Penulis pun pernah mendapatkan hadiah tersebut pada saat awal semester. Dan akhirnya ujian akhir semester genap pun selesai dilaksanakan. Itulah saatnya bagi penulis untuk beranjak ke kelas VI.
Di kelas VI, penulis merasakan sensasi berbeda dari sebelumnya, karena ia tidak di kelas G lagi, melainkan ia masuk di kelas VI E yang berbeda dari sebelumnya dengan wali kelas Ibu Syamsidar. Di kelas ini penulis betemu dengan teman-teman baru yaitu Aditya, Ahadian, Bina, Bayu, Fadil, Faizun, Febryka, Guntoro, Irfan, Lissa, Nisa, Nurmaria, Panji, Ricky, Rifa, Riki, Roby, Taufik, Vicky, Yoanita dll.
Pada awal semester, penulis bersama teman-temannya sering bermain bersama. Biasanya, sehabis shalat dzuhur berjamaah di masjid Nurul Ulum, ia sering bermain lari-larian di belakang sekolah bersama teman-temannya, dan pada saat pulang sekolah ia juga suka bermain bola. Masa-masa kelas VI ialah masa-masa yang paling singkat bagi penulis. Karena, disaat kelas VI sering diadakan Try Out simulasi dan Latihan Ulangan Nasional, sehingga penulis jarang memiliki waktu senggang untuk bermain.
Masa SMP
Setelah lulus dari SD Al-kautsar, penulis memasuki jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP. Ia diterima di SMP Al-kautsar yang beralamatkan di Jl. Soekarno Hatta (depan Islamic Centre) Rajabasa, Bandar Lampung.
Pada Masa Orientasi Siswa seluruh siswa baru wajib mengikuti Pesantren kilat atau sering disebut sanlat. Pesantren kilat dilaksanakan selama 3 hari 3 malam. Dalam kegiatan tersebut kami, seluruh siswa baru diminta untuk membawa peralatan dan perlengkapan sanlat seperti: kasur, bantal, selimut, handuk, peralatan mandi, pakaian, serta peralatan sholat. Kegiatan yang dilakukan selama sanlat adalah sholat malam bersama, mendengarkan tausiah, mendengarkan ceramah, membaca al-qur’an bersama serta mengkaji hadist dan terjemahan alqur’an.
Pada pagi harinya penulis melakukan sholat dhuha bersama.
Tujuan diadakan pesabtren kilat adalah untuk mendidik para siswa baru agar mereka menjadi siswa yang bertaqwa dan berakhlak mulia.
Setelah melaksanakan pesantren kilat, akhirnya penulis diterima di kelas VII E dengan wali kelas bernama Ibu Warsiyem. Setelah itu penulis saling mengenali teman satu sama lain. Pada semester ganjil penulis memperoleh peringkat 5, dan pada semester genap penulis tetap peringkat 5.
Lalu pada kelas VIII penulis diterima di kelas VIII H dengan wali kelas bernama Pak Untung. Ia adalah guru matematika yang bisa dikatakan memiliki kemampuan penyampaian materi yang cukup jelas dan faham walaupun ia merupakan guru yang masih junior. Ia dikenal dengan orang yang berjiwa sosial dan suka memberi nasihat kepada siswa-siswanya.
Di kelas VIII semester ganjil, penulis mendapat peringkat II, sedangkan pada semester genap penulis memperoleh peringkat III.
Pada waktu di kelas IX, penulis diterima di kelas IX H dengan wali kelas yang bernama Ibu Warsiyem. Namun, berhubung Ibu Warsiyem diangkat menjadi Wakil Kesiswaan, maka wali kelas diganti menjadi Bapak Ardi Ikhwanudin. Selama di kelas XI penulis memperoleh nilai yang cukup memuaskan dan berhasil menjadi peringkat 1 besar di kelasnya.
Masa SMA
Setelah lulus dari SMP Al-kautsar penulis mendaftarkan diri di SMAN 2 Bandar Lampung dengan jalur tes akademik.
Beberapa minggu kemudian pengumuman hasil tes di internet. Alhamdulillah, penulis diterima di SMAN 2 Bandar Lampung dengan urutan ke 59.
Beberapa hari setelah pengumuman diadakan Masa Orientasi Siswa(MOS).
Pada saat MOS kami disuruh membawa perlatan seperti tas karung, name tag, alat tulis, topi kerucut, dll.
Kegiatan MOS dilakukan selama 3 hari. Kegiatan MOS diisi dengan kegiatan PBB yang dilatih langsung oleh Brimob. Tujuan PBB adalah melatih kedisiplinan para murid baru agar mereka lebih disiplin dalam segala hal.
Pada kegiatan mos dikelas saya masuk di kelompok GUDEG, dengan ketua kelompok Albert Pranata dan dengan PJ kak Yussy, kak Dhani, kak Karez, dan kak Gian. Mereka Pj yang baik dan ramah.
Penutupan MOS dilaksanakan di Lembah Hijau. Tiap kelompok harus berjalan kaki untuk menuju kesana. Kami menggunakan jalan tembus, akan tetapi jaraknya masih lumayan jauh. Sesampainya disana seluruh kelompok menunjukkan hasil kreativitas mereka yaitu dengan yel-yel. Pada akhir acara juga diadakan berbagai macam lomba seperti lomba menuang air, bernyanyi, balap lari bakiak, tarik tambang, dll
Walaupun juara umum diperoleh oleh Kelompok Pempek, namun kami tetap senang karena kami berhasil memperoleh juara II menyanyi. Setelah MOS selesai seluruh siswa baru memperoleh kelasnya masing-masing dan penulis masuk ke dalam kelas X-4 dengan wali kelas Dra. Nirpiana. Kelas ini diketua kelasi oleh M. Adnan Syarif yang berasal dari SMP Kartika II.